KAMERA
DAN ALAT BANTU FOTOGRAFI
Kompetensi Dasar
Pengetahuan dan Keterampilan
3.11 Memahami jenis-jenis kamera dan alat bantu
fotografi
3.11.1
Memahami jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi
3.11.2
Menjelaskan jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi
4.11 Mengoperasikan jenis-jenis kamera dan alat
bantu fotografi
4.11.1
Menjelaskan pengoperasian jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi
4.11.2
Mengoperasikan jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi
1. Jenis-Jenis Kamera
a. Berdasarkan sistem bidiknya
Kamera Saku (Pocket Camera)
Jenis yang paling populer
digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak bisa diganti, umumnya otomatis
cahaya yang melewati lensa langsung membakar medium. Kelemahan film ini adalah
gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan yang akan dihasilkan film,
karena ada perbedaan sudut pandang jendela pembidik dengan lensa.Kamera yg
paling pasaran dipakai, orang menyebut “kamera pasti jadi” karena penggunaannya
tinggal jepret dan pasti jadi. Memiliki jendela bidik yang mudah dipakai
(Simple Viewfinder) dan menggunakan film 35 mm. keunggulannya adalah ukuran yg
relatif kecil, harga terjangkau dan auto fokus.
Kamera 35 mm
Ada dua macam yaitu kamera RF
(range finder) dan SLR (Single Lens Reflex).
a) RF (range finder)
Memiliki jendela bidik
langsung (direct optical viewfinder) sama dengan kamera saku (lihat gambar).
Yang membedakan adalah sistem fokusnya. Ketika membidik objek, lensa harus kita
atur sedemikian rupa agar menemukan jarak yang tepat agar objek fokus (fokus
ditandai oleh objek yang tidak berbayang) karena itulah disebut sebagai kamera
penemu jarak.
b) SLR (Single Lens Reflex)
Mempunyai fasilitas yang lebih
lengkap daripada RF. Menggunakan system
bidik pantulan yang dipantulkan melalui prisma
(lihat gambar). Kemampuannya selain lensa bida diatur untuk menemukan jarak
yang tepat agar objek fokus yaitu pemotret dapat mengendalikan kecepatan rana
dan diafragma.
Memungkinkan fotografer untuk
menciptakan gambar yang diinginkan. Prinsip kamera ini adalah “man behind the
gun” karena pemotretlah yang menentukan kualitas hasil foto, dan dengan
fasilitas yang ada pemrotet dapat berkreasi lebih jauh dalam bidang fotografi.
Kamera Twin Lens
Dari namanya kamera ini
mempunyai 2 lensa pada tubuhnya. Prinsip kerjanya hampir sama dengan kamera RF
dimana memiliki jendela bidik yang terpisah. Pembidikan dilakukan secara
vertikal pada lensa bagian atas dan tidak langsung ke lensa utama/lensa bagian
bawah.Lensa atas berfungsi menangkap objek yang dipantulkan oleh cermin ke
pembidik, sedang lensa bagian bawah berfungsi untuk menangkap objek untuk
diteruskan ke film. Kedua lensa tersebut bergerak bersama-sama sampai objek
yang akan dipotret tampak menyatu.
Kamera Medium Format
Merupakan kamera SLR tetapi
menggunakan film format 120 mm atau 220 mm. Memiliki sistem yang hampir sama
dengan SLR. Karena ukuran filmnya besar maka kamera ini lebih cocok digunakan
untuk yang menginginkan perbesaran gambar dengan kualitas maksimal, misal
membuat foto di billboard dll. Selain itu kamera ini memungkinkan untuk
memotret objek lebih mendetail sehingga lebih banyak dipakai untuk memotret
benda diam yang tidak membutuhkan banyak mobilitas/pergerakan, misalnya foto
produk, iklan, model, benda2 mati atau still life.
Kamera Format Besar
Dari namanya, karena
menggunakan ukuran film yang relatif besar (4x5 inci atau 8x10 inci).
Kelebihannya adalah kemampuan untuk melakukan tilt dan swing.
Keduanya digunakan untuk
mengoreksi perspektif, seperti dalam foto arsitektur dan pemandangan alam.
Kualitas reproduksi gambar dari kamera ini adalah yang terbaik, hanya saja akan
kesulitan untuk memotret objek yang bergerak cepat, karena kamera ini cukup
besar.
b. Berdasarkan penggunaan dalam dunia fotografi
Kamera Udara
Digunakan untuk pemetaan bumi,
terpasang pada dasar pesawat, film yang digunakan berukuran besar.
Kamera percetakan (Lithography Camera)
Digunakan untuk membuat pelat
cetak, kameranya sangat besar, film yang digunakan berukuran dalam orde puluhan
centimeter sampai meter, film yang digunakan jenis ortho film.
View Camera Plaubel
Digunakan untuk pemotretan
arsitektur, kelebihannya terletak pada posisi lensa dan filmyang dapat
diubah-ubah sudutnya ( antara film dan lensa tidak sejajar), sehingga
perspektif dapat diubah-ubah
Kamera studio
Digunakan untuk membuat hasil
cetak berukuran besar sehingga film harus berukuran cukup besar (6 x 6 cm)
untuk menjamin mutu cetak secara maksimal.
Kamera Dalam air
Digunakan para penyelam atau
petualang untuk memotet kegiatan atau objek mereka.
Kamera 3-D
Mempunyai 2 lensa, yang
membuat sekaligus 2 gambar tiap kali pemotretan, untuk mengamati fotonya harus
menggunakan pengamat stereo, sehingga pengamat mendapat kesan melihat objek 3 dimens.
Kamera Polaroid (Instan Camera)
Kamera Polaroid atau lebih
dikenal dengan kamera langsung jadi adalah model kamera yang dapat memproses
foto sendiri di dalam badan kamera setelah dilakukan pemotretan. Kamera
polaroid ini menggunakan film khusus yang dinamakan film polaroid. Film polaroid yang dapat menghasilkan
gambar berwarna dinamakanfilm polacolor. Menurut sejarahnya, kamera polaroid
atau kamera gambar seketika jadi ini dirancang untuk pertama kalinya oleh Dr.
Edwin Land dari perusahaan Polaroid dan dipasarkan sejak tahun 1947. Nama
Polaroid itu sebetulnya adalah merek dagang, seperti orang menyebut semua pasta
gigi dengan nama Pepsodent, atau orang menyebut sepeda motor dengan nama Honda
Pada perkembangan akhir-akhir
ini telah ada kamera yang sistem kerja dan reproduksinya tidak lagi
konvensional (berdasarkan media simpannya), yaitu seperti :
- Kamera disk
Sarana penyimpanan gambarnya
memakai film yang berbentuk cakram (disk), sementara proses pencucian dan pencetakan
masih seperti film biasa.
- Kamera digital
Kamera ini tidak lagi memakai
film sebagai pengambil gambar tetapi diganti dengan alat sensor peka cahaya.
Pada kamera digital cahaya diterima oleh sensor tersebut kemudian diubah ke
data digital. Data tersebut kemudian disimpan pada media penyimpan seperti SD
card, CF, MMC, dll.
Pada beberapa sumber, jenis-jenis kamera yaitu:
- Compact digital
Kamera jenis ini merupakan
kamera digital paling simpel. Dengan ukurannya yang tidak telalu besar dan pas
di kantong atau biasa disebut kamera saku, menjadikan kamera ini banyak dipilih
untuk pengguna yang membutuhkan kamera yang hanya sekedar mendapat foto saja.
Dengan fitur standar namun memiliki mobilitas tinggi. Kamera ini juga tidak
mempunyai shoot mode dialer. Biasanya untuk menekan harga kamera ini memiliki
dua jenis input bateri, batre AAA atau pun bateri bawaan yang bisa di charge.
Yang menggunakan bateri AAA harganya jauh lebih murah.Cocok digunakan pada
Event indoor, Event outdoor yang tidak terlalu mengandalkan zoom, dokumentasi
standar, Anda yg memiliki mobilitas tinggi & tidak mau repot.
Ciri-cirinya yaitu ada mode
exposure manual, berukuran sensor besar, dapat memilih format foto RAW, punya
hotshoe untuk dudukan flash external/aksesoris, bodi kamera biasanya lebih
besar dari biasanya.
Kelebihannya yaitu sensor yang
lebih kecil, ukuran lebih kecil dan mudah dibawa kemana-mana, harga terjangkau.
Sedangkan kekurangannya yaitu auto focus yang lambat, kualitas gambar yang
kurang bersih, kualitas rentang dinamis yang kurang baik.
Prosumer
Kata “prosumer “ diambil dari
PROfesional dan conSUMER. Kamera yang
berjenis “point and shoot” ini mempunyai fitur lebih lengkap dibandingkan
dengan kamera saku, antara lain pengaturan exposure dan iso secara manual. Ada
beberapa orang yang menggunakan kamera jenis ini untuk memulai belajar fotografi karena dirasa lebih praktis dan
fungsional daripada kamera DSLR. Ciri-ciri nya yaitu kamera prosumer terdiri
dari dua jenis, yaitu Kamera prosumer berbentuk Kamera digital SLR (DSLR-like)
yang juga disebut Bridge Cameradengan lensa tetap yang tak dapat dilepas,
sedangkan MILC walaupun lensanya dapat dilepas, tetapi tidak memiliki Cermin
Reflex dan tentunya juga tidak memiliki Optical Viewfinder dan sebagai gantinya
dipakai Electronical Viewfinder atau layar LCD saja. Kelebihannya yaitu kamera
digital prosumer memiliki bodi mirip kamera DSLR dan berlensa panjang namun
tidak bisa dilepas-pasang layaknya lensa pada kamera DSLR. Untuk ukuran
lingkaran lensa, prosumer cenderung lebih kecil dari pada DSLR dan lebih besar
dari compact.Untuk fitur, kamera prosumer menyerupai DSLR. Setingan programnnya
bisa diatur secara manual. Aperture/diafraghma, ISO dan Shutter Speed bisa
diatur secara manual.Dengan kemampuan dan tekhnologi yang ada, prosumer
dianggap lebih praktis untuk fotografi sehari-hari. Sedangkan kekurangannya
yaitu sensor prosumer yang lebih kecil disbanding DSLR berakibat kualitas hasil
foto tidak bisa sebaik kamera DSLR, kecepatan auto focus dan jeda antar satu
foto dengan foto selanjutnya jugamerupakan kendala bagi yang membutuhkan moment
penting dan cepat
Bridge Camera
Jenis kamera digital prosumer
atau disebut juga Bridge CDC (Compact Digital Camera). Jenis kamera ini disebut
bridge karena menjembatani pengguna kamera pocket untuk mendapatkan fitur dan
kualitas yang lebih baik. Kualitas jenis kamera ini berada diantara kamera
pocket dan kamera professional (DSLR).
Ciri-cirinya yaitu kemampuan
zoomnya yang saat ini sudah melampaui 50x bahkan 60x dan untuk itu diperlukan
sistem stabilisasi yang mumpuni, sehingga ada Bridge Camera yang dilengkapi
dengan 5-axis Image Stabilization (Pitch, Yaw, Roll, Vertical Shift and
Horizontal Shift), sehingga lebih unggul dari pada Sistem Stabilisasi yang dimiliki
oleh Kamera digital SLR.Image Stabilization yang unggul juga berguna untuk
pengambilan gambar video sambil berjalan dan tentunya juga dapat mengambil foto
dengan Kecepatan yang lebih lambat.Kelebihannya yaitu punya lensa yang bisa
zoom sangat jauh (ideal untuk foto subjek yang jauh seperti burung, atau
pemandangan seperti detail gunung dll. Sebagai perbandingannya, lensa kamera
superzoom dapat mencapai lebih dari 500mm. Beberapa diantavranya mencapai
1000mm.
Sedangkan untuk kamera DSLR
kebanyakan 200-300mm dan itu pun perlu membeli lensa zoom telefoto terlebih
dahulu.Ukuran dan beratnya lebih ringan dan sedikit lebih kecil. Beberapa
kamera memiliki kecepatan foto berturutturut melebihi 10 foto per detik.
Relatif murah dibandingkan kamera DSLR.
Sedangkan kekurangannya yaitu
kualitas foto masih jauh dibandingkan hasil kamera DSLR karena pemakaian sensor
foto yang sangat kecil. Kualitas foto yang dihasilkan lebih menyerupai kualitas
kamera saku atau ponsel canggih.Karena bukaan lensa biasanya makin kecil saat
zooming, maka kita perlu cahaya lingkungan yang terang. Jika cahaya agak gelap,
seperti sore hari atau di dalam ruangan, kualitas foto akan sangat menurun.
Mengunakan tripod akan sangat membantu di dalam ruangan.Tidak bisa ganti-ganti
lensa seperti kamera DSLR.
Consumer DSLR
DSLR bisa ganti lensa, harga
relatif kompetitif 4 juta sampe 6 jutaan. Dengan Lensa Kit 18-55, kualitas
gambar yang bagus menjadi pilihan anak muda sekarang. Ciri-cirinya yaitu bisa
ganti lensa, memiliki jenis body warna lebih dari 1, harga relatif murah 4 – 6
Juta, menggunakan lensa Kit 18-55mm.
Kelebihannya yaitu lebih
fleksibilitas, gampang upgradable, kinerja yang lebih baik, kualitas gambar
lebih baik, sedangkan kekurangannya yaitu harganya yang terbilang relatif mahal
jika pengguna masih tergolong di dalam kelas
pemula di dunia fotografilebih besar dan lebih berat dari camdigorang
akan merasa sulit untuk mengubah lensa atau terus mengoperasikan banyak tombol
Mirorless camera / tlr
Hybrid atau Mirorrless ini
adalah kamera mirip DSLR tanpa mirror dengan bentuk yg kompak. Biasanya
memiliki kemampuan yang sama dengan DSLR dengan sensor 4/3 dan APSC memberikan
kualitas gambar yang sama dan bisa ganti lensa memberikan nilai + sendiri.
Bentuk kompak + kualitas bagus.Ciricirinya yaitu ukurannya yang relatif kecil,
beratnya yang ringan,lensa yang dapat diganti-ganti,hasil bidikan yang
dihasilkan juga tidak jauh beda dengan DSLR, sedangkan kelebihannya yaitu
memiliki kemampuan yang sama dengan DSLR dengan sensor 4/3 dan APSC memberikan
kualitas gambar yang sama dan bisa ganti lensa memberikan nilai + sendiri.
Kekurangannya yaitu gambar
dalam jendela bidik dibalik secara horizontal (dari kiri ke kanan) yang
mengakibatkan pembingkaian foto yang sulit, terutama bagi pengguna yang belum
berpengalaman atau dengan subjek yang bergerak
Semi Pro DSLR
Fullframe atau APSH kualitas
tidak perlu di ragukan dengan harga 20 ~ 50 jutaan. Biasanya sih di gunakan di
Studio Foto.Yang membedakan antara Pro dan Semi Pro adalah kemampuan sensor(CCD)
dalam menangkap gambar. Pada DSLR –Pro , CCD sudah mengadopsi 1/1 (terbuka
penuh).Kemudian pada memori DSLR-Pro sudah menggunakan High Speed Memory.
Disamping itu fasilitas
fitur-fitur pada kedua jenis ini hampir sama, bisa dioperasikan dengan berbagai
pilihan program maupun manual. Ciri-cirinya yaitu lensa yang dapat
dibuka/diganti, sehingga fotografer dapat memilih lensa sesuai yang diinginkan
Boutique Camera
Kamera Butik, Stylish dan
Powerfull dengan rata rata menggunakan sensor fullframe ( Leica M9 ) atau APS C
( X100 ) dengan kualitas gambar yg tak perlu di ragukan. Menurut Kai W seorang
Fotografer dari Hongkong.
Kualitas Kamera Butik lebih
bagus dari pada Fullframe DSLR seperti D3S, dan Butik APSC seperti X100
mengalahkan EOS7D dari segi Image Quality menurut DXO Mark dengan bentuk yang
Compact.
Dengan 69 Juta mau beli (
Leica M9 ) dan X100 13 Juta dan Harga Lensa Kamera Butik juga mahal.
Ciri-cirinya yaitu rata rata menggunakan Sensor Fullframe ( Leica M9 ) atau APS
C ( X100 ) dengan kualitas gambar yg tak perlu di ragukan, harganya cukup
mahal.
Kelebihannya yaitu stylish dan
powerfull, kualitas lebih bagus dari pada Fullframe DSLR. Sedangkan
kekurangannya yaitu harga lensa yang mahal
Medium format DSLR
Kamera Medium Format merupakan
kamera yang biasanya menggunakan rollfilm. Besarnya format film pada kamera ini
ditentukan oleh panjang foto yang direkam diatas kamera.Kelebihannya yaitu
kualitas hasil foto yang bisa dicetak dengan ukuran besar, sehingga kebanyakan
kamera ini dipakai untuk tujuan komersial atau reproduksi, sedangkan
kekurangannya yaitu harga peralatan yang relatif mahal, adanya keterbatasan
dalam depth of field (DOF) pada lensa dengan sudut gambar yang sama.
2. Alat Bantu Fotografi (Albatorf)
Dalam pemotretan, selain
menggunakan kamera dengan segala fasilitasnya, ada kalanya kita memerlukan alat
pendukung untuk memaksimalkan hasil pemotretan kita. Alat pendukung ini sangat
berguna untuk membantu kita dalam setiap pemotretan dan penggunaan alat bantu
fotografi tergantung pada kebutuhan kita.
Penggunaan alat bantu dapat
mempengaruhi hasil pemotretan yang akan kita peroleh. Semuanya tergantung pada
sejauh mana kreatifitas kita dalam menciptakan karya fotografi dan seperti apa
foto yang kita inginkan. Ada 2 jenis alat bantu fotografi yang harus kita
kenali, yaitu:
1) Alat Bantu Pemotretan
Filter
Sesuai dengan namanya alat ini
cara kerjanya sama seperti filter pada umumnya yaitu sebagai penyaring, jika di
dalam rokok berguna menyaring asaptapi disini filter berfungsi menyaring cahaya
yang masuk sehingga menimbulkan efek-efek yang kita inginkan. Penggunaannya
dengan cara dipasang diujung lensa.
Bentuk filter ada dua
yaitu square (kotak) dan circle (bulat). Jika menggunakan filter square,
kita harus menambahkan ring khusus di
depan lensa. Untuk penggunaan filter yang bentuknya bulat, kita harus
memperhatikan diameter dari lensa kamera yang kita gunakan.
Tudung Lensa
Alat yang dipasang pada lensa
ini berfungsi menghilangkan cahaya/sinar yang tidak diinginkan masuk kedalam
lensa karena cahaya tersebut biasanya dapat menyebabkan flare pada hasil
pemotretan. Flare dapat merusak hasil foto karena menurunkan kontras dan
mengurangi saturasi warna.
Alat ini sangat berguna
terutama pada pemotretan yang berhadapan langsung dengan arah datangnya cahaya
Tripod
Tripod atau biasa disebut kaki
tiga berfungsi sebagai peyangga kamera saat pemotretan agar kamera tidak
mengalami guncangan (shaking). Biasanya digunakan pada pemotretan yang
menggunakan kecepatan (speed ) rendah/lambat dan untuk menopang lensa-lensa
panjang.
Monopod
Mempunyai fungsi yang sama
dengan tripod tetapi hanya bentuknya yang berbeda yaitu hanya satu kaki
sehingga lebih praktis.
Kabel Kabel Release
Bentuknya hampir seperti injeksi
yang lentur berfungsi untuk menghindari goncangan saat shutter ditekan karena
saat memakai alat ini kita tidak perlu menekan shutter secara langsung.
Penggunaannya dipasang pada soket kabel release yang biasanya terdapat pada
tombol shutter. Biasanya ini soulmate-nya tripod dan biar penggunaan tripod
leih afdol.
Background
Kain atau latar belakang yang
digunakan untuk pemotretan studio dengan berbagai macam gambar, pola dan warna.
Stand Background
Alat penyangga background, dan
dalam penggunaannya paling tidak ada 2 stand.
Alat ini bisa dinaik – turunkan sesuai kebutuhan.
2) Alat Bantu Pencahayaan
Flash atau Blitz
Diperlukan dalam pemotretan
apabila cahaya yang ada dirasa kurang/ minim, misalnya pemotretan pada malam
hari. Meskipun demikian, tidak diharamkan bagi kita untuk menggunakan flash
pada siang hari, saat cahaya yang ada sudah cukup banyak/terang. Penggunaan
flash pada siang hari biasanya untuk fill in. Sumber tenaga flash berasal dari
baterai. Flash dapat digunakan sesuai dengan kekuatannya, jaraknya, hingga
fasilitas lebih yang dimilikinya.
Slave Unit
Dapat disebut sebagai alat
sensor. Cara kerja slave unit adalah menangkap cahaya dari main light (sumber
cahaya utama) untuk kemudian menyalakan sumber cahaya lainnya yang terhubung
dengan slave unit tersebut.
Sincro Cable/Kabel Sinkro
Kabel yang digunakan untuk
membantu menyalakan flash tambahan atau sumber cahaya pemotretan yang lain.
Cara penggunaan kabel sinkro yaitu dengan cara menghubungkannya dari sumber
cahaya tambahan ke body kamera.
Holder atau Braket
Alat ini digunakan jika kita
merasa perlu menggunakan flash tambahan. Holder berfungsi sebagai penyangga
flash tambahan dan slave unit. Penggunaannya dengan cara dipasang pada body
kamera.
Strobo atau Strobe
Alat ini hampir mirip dengan
flash, tapi bentuknya lebih besar dan cahaya yang dihasilkan jugalebih besar.
Strobo dapat menyimpan cahaya dengan sumber tenaga yang berasal daritenaga
listrik AC atau baterai kering. Strobo memiliki sensor yang dapat menangkap
main light sumber cahaya utama.
Jadi strobo akan menyala
secara otomatis ketika ada main light yang dinyalakan. Jika tidak menggunakan main light, strobo
dapat diaktifkan dengan cara menghubungkan kabel sinkro langsung dari strobo ke
kamera.
Ukuran kekuatan cahaya yang
dihasilkan strobo dapat kita atur sesuai selera kita. Alat ini lebih banyak
digunakan untuk pemotretan studio/indoor.
AC Slave
Hampir mirip dengan strobo
cara kerja dan penggunaannya. Tetapi sifat arah cahaya dari AC Slave lebih melebar
atau menyebar ke segala arah.
Snoot
Alat ini berfungsi mengarahkan
cahaya pada satu titik agar tidak menyebar/terpusat. Bentuk snoot menyerupai
corong dan juga lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor. Biasanya
juga digunakan untuk pemotretan double dan multi expose.
Payung Reflektor
Sifat cahaya yang dihasilkan
lebih luas sehingga bayangan dan cahaya keseluruhan menjadi lebih lembut.
Payung reflektor memiliki bermacam-macam warna. Warna standardnya putih, tapi
ada juga yang berwarna perak (menghasilkan cahaya yang lebih kuat) dan
emas(menghasilkan cahaya yang hangat) . Sumber cahaya alat ini berasal dari
strobo.
Reflektor
Digunakan untuk memberi cahaya
tambahan yang merupakan pantulan cahaya dari main light. Biasanya berbentuk
bundar dan kotak. Pada umumnya memiliki 3 warna yaitu putih, perak dan emas.
Kita juga dapat menggunakan sehelai kain
putih, styrofoam dan kertas mengkilap sebagai reflektor yang berguna pada saat pemotretan.
Soft Box
Sebuah kotak yang terbuat dari
kain dengan kedudukan atau rangka yang berbentuk seperti pyramid. Cahaya yang
dihasilkan softbox lebih lembut daripada cahaya yang dihasilkan payung
reflektor maupun reflektor. Softbox memiliki bermacam-macam ukuran(semakin
besar ukurannya semakin lembut cahaya yang dihasilkan). Sumber cahaya Soft Box
juga berasal dari strobo.
Barndoors
Berbentuk segi empat dan
bewarna gelap. Biasanya dipasang pada soft box. Kegunaan dari barndoors adalah
untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari sumber cahaya.
Honeycomb/Sarang Tawon
Alat ini sejenis dengan filter
dan bentuknya bundar seperti sarang tawon, tapi dipasang pada lampu/sumber
cahaya. Berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh ke arah obyek.
Light Stand
Flash Meter
Berfungsi sebagai pengukur
kekuatan sumber cahaya dalam pemotretan indoor atau outdoor. Alat ini lebih
akurat daripada light meter yang ada pada kamera.
Infrared Sender
Trigger
Skien artikel tentang Kamera dan Alat Bantu Fotografi, semoga bermanfaat ...
Baca juga :
0 Comments